Selasa, 08 Desember 2009

TEKA TEKI KEPADATAN GALAKSI

Sebuah galaksi padat 11 miliar tahun cahaya baru-baru ini telah ditemukan, merefleksikan keadaan galaksi-galaksi dalam tahap awal dari alam semesta.

Pada bulan Agustus tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, para astronom mampu mengukur kecepatan perjalanan bintang-bintang di galaksi yang diidentifikasi sebagai 1.255-0, berdasarkan data yang dikirim dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble dan teleskop Selatan Gemini di Chile. Pergerakan bintang-bintang ini di galaksi sekitar dua kali kecepatan matahari kita di Bima Sakti.

Umumnya, para astronom percaya bahwa semakin besar massa suatu galaksi atau semakin dekat bintang-bintang ke pusat galaksi, semakin cepat bintang-bintang tersebut bergerak. Mengingat ukuran kecil dan besar massa dari galaksi 1.255-0, ia percaya bahwa bintang-bintang di dalamnya akan bergerak dengan kecepatan tinggi. Menurut teori astronomi modern, karena galaksi 1.255-0 adalah sejauh 11 miliar tahun cahaya, terlihat seperti 11 miliar tahun yang lalu, kurang dari 3 milyar tahun setelah lahirnya teori Big Bang.

Para astronom menemukan bahwa sekitar 30 sampai 40 persen dari mereka telah menemukan galaksi 11 miliar tahun cahaya sama dengan galaksi 1.255-0, tetapi tak satu pun dari galaksi di dekatnya yang ditemukan memiliki karakteristik serupa.

Para astronom berpikir bahwa galaksi ini pada akhirnya akan kehilangan kekompakan seperti galaksi yang kita kenal, tapi pertumbuhan galaksi bermassa tinggi akan tetap menjadi misteri. Saat ini, diperkirakan bahwa galaksi besar terbentuk oleh tabrakan galaksi kecil, yang mengakibatkan ukuran massa galaksi meningkat.

Kebingungan ini mungkin disebabkan oleh dua hipotesis yang tidak dapat dibuktikan. Salah satunya adalah bahwa galaksi mengikuti hukum mirip dengan tata surya, dan yang lain adalah galaksi dekat kita berevolusi dari galaksi yang terpencil.

Mengingat bahwa hukum pergerakan yang berbeda ada di berbagai bagian alam semesta, mungkin saja massa galaksi tersebut tidak selalu besar. Galaksi yang dekat dengan kita dan yang terpencil mungkin ada di berbagai bagian dari alam semesta, oleh karena itu semestinya tidak berbeda pada usia atau berhubungan satu sama lain sebanyak yang astronom pikirkan.

Memang, di masa lalu, astronom menemukan bahwa bintang-bintang di luar tata surya sangat mungkin mengikuti hukum gerak yang berbeda, dan harus memperkenalkan sebuah konsep baru yang disebut materi gelap untuk mengisi kesenjangan.(Erabaru/EpochTimes/art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar