Selasa, 08 Desember 2009

FENOMENA TATA SURYA

Ternyata di Mars ada kehidupan

Baru baru ini, Nasa menemukan apa yang mereka sebut sebagai “bukti kuat” bahwa kehidupan pernah ada di Planet Mars. NASA yakin, planet itu pernah terdapat kehidupan karena ditemukannya bakteri bakteri hasil penelitian ulang meteorit yang melanda Antartika 13.000 tahun yang lalu, dan menemukan bukti yang paling kuat bahwa planet itu pernah terdapat kehidupan bakteri. Berikut iformasi yang saya dapatkan:

Tim mengatakan kristal mikroskopis yang ditemukan di batu yang terdapat fosil bakteri itu memiliki banyak karakteristik yang serupa dengan bakteri yang ditemukan di Bumi.

“Bukti mendukung kemungkinan adanya kehidupan di Mars masa lalu,” kata David McKay, kepala ilmuwan NASA untuk eksplorasi dan astrobiologi.

“Bukti termasuk tanda-tanda air permukaan di masa lalu termasuk sisa-sisa sungai, danau dan mungkin samudera dan tanda-tanda air di dekat atau di permukaan.”

Namun perdebatan berpusat pada kristal magnetik yang ditemukan di meteorit. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 1996 menyarankan itu adalah biogenik yang dihasilkan oleh organisme hidup.

Namun kritikus mengatakan kristal magnetik itu dibentuk oleh proses kimia yang disebut dekomposisi termal.

Penelitian baru menggunakan instrumen yang lebih maju untuk menyangkal teori para kritikus, dan berargumen bahwa kehidupan kuno tetap penjelasan yang paling masuk akal.

“Kami percaya bahwa hipotesis biogenik sekarang lebih kuat daripada ketika kita pertama kali mengusulkannya 13 tahun lalu,” kata Everett Gibson, seorang ilmuwan NASA.

FENOMENA TATA SURYA

Badai Matahari terjadi di tahun 2012?

Opini akan adanya badai matahari yang akan menerpa bumi diperdebatkan banyak pihak, seperti para pakar ilmiah atau lainnya. Beberapa prediksi menyebutkan bahwa jika badai matahari terjadi dalam waktu dekat ini. Dan apabila itu benar, tentunya ini akan menjadi bencana besar. Berikut informasi yang saya dapatkan:

Laporan New Scientist edisi terbaru menyebut, ancam

an itu bukan skenario ilmiah satu banding sejuta. Tapi ancaman itu sangat nyata, dan akan terjadi pada September 2012. Badai matahari dahsyat pernah terjadi pada pagi 1 September 1859.

Astronomer Inggris terkenal Richard Carrington yang sedang mengamati matahari, mendapati permukaan matahari terjadi suatu hal yang tidak biasa. Cahaya terang keluar dari permukaan matahari. Cahaya itu membentuk gumpalan besar saat menuju bumi. Hanya dalam tempo 48 jam kemudian mulai menerpa dan efeknya luar biasa.

Sebelum mencapai bumi, aurora terang m

uncul di langit malam. Saking terangnya, orang bisa membaca koran saat tengah malam. Di California sekelompok penambang bangun dari tidur, mengira hari sudah jajar. Padahal waktu itu baru jam 2 pagi.

Operator telegrap terkena sengatan lisrik, saat bad

http://images.astronet.ru/pubd/2000/12/21/0001163950/arcadenov9_trace.jpg

ai matahari menghantam.

Bumi layaknya dibasuh medan listrik sangat besar. Tapi pemulihan di zaman itu berlangsung sangat cepat.

Pada 1859, peralatan yang ada hanyalah mesin uap dan tenaga otot. Tapi di zaman modern sekarang, kehidupan semuanya ditopang oleh listrik. Padahal badai matahari bisa menyebabkan lonjatan tenaga lisrik hingga miliaran watt.

Yang lebih berbahaya transformer yang mengubah listrik ribuah volt menjadi 220v untuk rumah tangga akan meledak. Ribuan transformer akan rusak di semua negara.

Tanpa listrik, dunia bisa mengalami masa kegelapan. Pasokan air bersih yang menggunakan listrik akan berhenti. Komunikasi global akan rusak. Badai matahari juga bisa merusak jaringan GPS satelit yang semua penerbangan tergantung padanya.

Saat badai itu menuju bumi, akan diawali aurora paling spektakular. Namun dalam beberapa waktu kemudian, cahaya akan mencapai daratan dan listrik mulai padam. Selanjutnya semua jaringan telepon dan internet akan padam. Begitu juga TV terestrial dan satelit hilang sinyal.

Jadi apakah badai matahari benar bisa terjadi, dan mengapa kita perlu khawatir pada 2012? Pertama badai matahari pernah terjadi pada 1859. Pada 20 tahun lalu badai sangat kecil pernah merontokkan pembangkit litrik di timur laut Kanada dan membuat jutaan orang tanpa listrik. Selain itu ilmuwan menghitung naik turun aktifitas matahari terjadi selama tenggang 11 tahun.

Saat ini matahari memang sedang tenang. Namun solar maximum atau puncak aktifitas, diprediksikan akan terjadi pada 2012. Badai super besar kemungkinan bisa menyerang pada musim gugur, karena orientasi medan magnet bumi terhadap matahari membuat sangat berbahaya.

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Pembangkit listrik cadangan harus disiapkan. Selain itu satelit baru juga harus diluncurkan untuk mengamati apa yang terjadi di matahari.

Tapi mungkin saja, badai matahari tidak terjadi pada 2012. Tapi pada 2023 akan kembali rawan karena daur solar maximum kembali terulang. Cepat atau lambat, badai itu pasti akan terjadi. Mungkin kita harus menyiapkan lilin, jika listrik pada akhirnya untuk sementara tidak tersedia.(inilah.com)

TEKA TEKI KEPADATAN GALAKSI

Sebuah galaksi padat 11 miliar tahun cahaya baru-baru ini telah ditemukan, merefleksikan keadaan galaksi-galaksi dalam tahap awal dari alam semesta.

Pada bulan Agustus tahun ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, para astronom mampu mengukur kecepatan perjalanan bintang-bintang di galaksi yang diidentifikasi sebagai 1.255-0, berdasarkan data yang dikirim dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble dan teleskop Selatan Gemini di Chile. Pergerakan bintang-bintang ini di galaksi sekitar dua kali kecepatan matahari kita di Bima Sakti.

Umumnya, para astronom percaya bahwa semakin besar massa suatu galaksi atau semakin dekat bintang-bintang ke pusat galaksi, semakin cepat bintang-bintang tersebut bergerak. Mengingat ukuran kecil dan besar massa dari galaksi 1.255-0, ia percaya bahwa bintang-bintang di dalamnya akan bergerak dengan kecepatan tinggi. Menurut teori astronomi modern, karena galaksi 1.255-0 adalah sejauh 11 miliar tahun cahaya, terlihat seperti 11 miliar tahun yang lalu, kurang dari 3 milyar tahun setelah lahirnya teori Big Bang.

Para astronom menemukan bahwa sekitar 30 sampai 40 persen dari mereka telah menemukan galaksi 11 miliar tahun cahaya sama dengan galaksi 1.255-0, tetapi tak satu pun dari galaksi di dekatnya yang ditemukan memiliki karakteristik serupa.

Para astronom berpikir bahwa galaksi ini pada akhirnya akan kehilangan kekompakan seperti galaksi yang kita kenal, tapi pertumbuhan galaksi bermassa tinggi akan tetap menjadi misteri. Saat ini, diperkirakan bahwa galaksi besar terbentuk oleh tabrakan galaksi kecil, yang mengakibatkan ukuran massa galaksi meningkat.

Kebingungan ini mungkin disebabkan oleh dua hipotesis yang tidak dapat dibuktikan. Salah satunya adalah bahwa galaksi mengikuti hukum mirip dengan tata surya, dan yang lain adalah galaksi dekat kita berevolusi dari galaksi yang terpencil.

Mengingat bahwa hukum pergerakan yang berbeda ada di berbagai bagian alam semesta, mungkin saja massa galaksi tersebut tidak selalu besar. Galaksi yang dekat dengan kita dan yang terpencil mungkin ada di berbagai bagian dari alam semesta, oleh karena itu semestinya tidak berbeda pada usia atau berhubungan satu sama lain sebanyak yang astronom pikirkan.

Memang, di masa lalu, astronom menemukan bahwa bintang-bintang di luar tata surya sangat mungkin mengikuti hukum gerak yang berbeda, dan harus memperkenalkan sebuah konsep baru yang disebut materi gelap untuk mengisi kesenjangan.(Erabaru/EpochTimes/art)

MARS

Mengembara ke Planet Merah


Tanggal 7 April 2001, wahana antariksa 2001 Mars Odyssey diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida dengan tujuan planet Mars. Wahana tak berawak yang namanya diambil dari judul film klasik "2001 Space Odyssey" ini membawa seperangkat instrumen ilmiah untuk meneliti permukaan planet tersebut, khususnya karakteristik cuaca dan geologi disana, sekaligus juga bertugas mengumpulkan informasi mengenai potensi bahaya radiasi yang mungkin dapat membahayakan manusia di permukaan planet merah itu. Misi ini merupakan bagian dari serangkaian misi yang dilakukan NASA dalam rangka mempersiapkan pengiriman misi berawak ke Mars.

Selain Bulan, Mars termasuk obyek yang paling banyak diteliti oleh wahana buatan manusia. Dalam 40 tahun belakangan, telah tercatat sekitar 30 wahana tak berawak yang dikirim ke Mars oleh tiga negara, namun hanya kurang dari sepertiganya yang dinyatakan berhasil. Yang paling sukses diantaranya adalah wahana Viking 1 (diluncurkan 20 Agustus 1975, tiba di orbit Mars 19 Juni 1976) dan Viking 2 (diluncurkan 9 September 1975, tiba di orbit Mars pada 7 Agustus 1976). Kedua misi Viking ini melepaskan wahana pendarat ke permukaan planet tersebut yang bertugas mengirimkan gambar-gambar dari lokasi pendaratan dan melakukan serangkaian percobaan ilmiah disana. Pada tahun 1996 NASA juga telah mengirimkan wahana Pathfinder. Wahana yang terdiri dari modul pendarat (lander) seberat 264 kg dan kendaraan penjelajah seberat 10,5 kg yang dinamai Sojourner Rover berhasil mencapai permukaan Mars di daerah yang dikenal sebagai Ares Vallis pada 4 Juli 1997. Hingga misinya berakhir pada tanggal 17 september 1997 -- setelah komunikasi terputus karena alasan yang tidak diketahui, wahana tersebut telah mengirimkan lebih dari 16.000 gambar serta melakukan lebih dari 15 analisis kimia terhadap batuan dan kondisi angin serta cuaca di permukaan Mars.

Sedangkan tercatat diantara misi-misi yang gagal adalah wahana Mars Polar Lander. Wahana senilai USD 165 juta yang diluncurkan pada 3 Januari 1999 ini kehilangan kontak dengan pengendali di bumi pada 3 Desember 1999 saat melakukan pendaratan di planet tersebut. Tim penyelidik NASA menyimpulkan bahwa Roket pada wahana tersebut mati sebelum waktunya hingga wahana tersebut meluncur dari ketinggian 130 kaki tanpa ada gaya yang menahannya.

BLACK HOLE

SOME BLACK HOLE ARE PINK

A group of Australian astronomers have found that some black holes are bright pink! Black holes have captured the imagination of the public over the years with some popular depictions in science fiction movies. They have such intense gravity fields that they even suck in light. This is why they appear black but Dr Paul Francis, a lecturer at the Australian National University, together with Dr Rachel Webster and Dr Michael Drinkwater, from the University of Melbourne's School of Physics have discovered that some black holes are pink in colour. The "Pink holes" were discovered using telescopes at Parkes and Coonabarabran in the western plains of NSW between 1994 and 1998. The work will be presented at the "Fresh Science" Conference in Melbourne. "These pink things were quite easy to find" said Dr Francis. "The hard bit was proving that they are black holes. These black holes are more than a billion light-years away, and are more than one hundred thousand times fainter than the human eye can see. It took the combined power of four of Australia's best telescopes to identify what they were." How could a black hole be pink? "We really don't have the foggiest idea" said Dr Francis. "We're pretty certain that it isn't the black holes themselves that are pink, the pink light is actually coming from gas just outside the black hole. We think that these black holes live in the middle of galaxies, and they are devouring anything that comes near them. Possibly as the mangled remains of space matter, stars and gas clouds swirl down the throat of the black holes, they emit an intense pink light." It is well known that massive black holes devour stars and gas. Black holes like this are called quasars, and were first discovered in the 1960s."Until now", Dr Francis said, "only blue quasars had been seen, and it was believed that the debris swirling around black holes should emit only blue light, not pink." So what is different about these pink quasars? "We're don't really know" said Dr Francis. "But we are beginning to suspect that the debris swirling around the black holes is acting as a vast natural radio transmitter, broadcasting intense pink light to the universe."

astronomi

"Pionir" Penjelajahan Antar Planet

Sinyal dari Pioneer 10, wahana antariksa pertama yang melintasi planet Jupiter akhirnya kembali terlacak setelah sebelumnya menghilang selama delapan bulan. Sinyal yang dikirim oleh wahana yang kini berada lebih dari 7 milyar mil dari bumi (sekitar 12,6 milyar km), dalam pengembaraan keluar tatasurya itu diterima oleh stasiun pelacak di Madrid, Spanyol pada 28 April 2001.

Pioneer adalah nama yang diberikan untuk serangkaian wahana antariksa untuk eksplorasi tata surya yang diluncurkan oleh Amerika Serikat. Empat wahana Pioneer yang pertama, diluncurkan dalam tahun-tahun 1958 dan 1959 dengan tujuan Bulan dan kesemuanya menemui kegagalan. Pioneer 5 sampai 9 diluncurkan antara tahun 1960 dan 1968 merupakan wahana antarplanet dengan misi pengamatan kegiatan Matahari.

Pioneer 10 diluncurkan pada tanggal 2 Maret 1972, dengan Roket peluncur Atlas/Centaur/TE364-4. Peluncurannya menandai penggunaan untuk pertama kalinya kendaraan peluncur bertingkat tiga. Roket tingkat ketiga dibutuhkan untuk meluncurkan Pioneer 10 pada kecepatan 51,810 km/jam yang dibutuhkan untuk terbang ke Jupiter, cukup cepat untuk mencapai Bulan dalam waktu 11 jam dan melintasi orbit planet Mars dalam waktu hanya 12 minggu. Hal ini mencatatkan Pioneer sebagai benda buatan manusia tercepat yang meninggalkan Bumi.

Pioneer 10 mencapai Jupiter pada jarak 130.354 km dari permukaan awan planet raksasa tersebut pada 3 Desember 1973. Dalam perlintasannya dengan Jupiter, Pioneer 10 mengirimkan gambar jarak dekat (close-up) pertama dari planet tersebut. Selepas planet Jupiter, Pioneer 10 diarahkan keluar dari tata surya dengan misi untuk mempelajari partikel energi dari matahari (juga dikenal sebagai angin surya) dan sinar kosmis yang memasuki wilayah tata surya kita di galaksi Bimasakti.

Akan halnya Pioneer 11, wahana yang diluncurkan pada 5 April 1973 tersebut berhasil mengambil gambar dari bintik merah di permukaan Jupiter yang diperkirakan menandai lokasi sebuah badai besar yang permanen dalam atmosfer Jupiter pada tanggal 2 Desember 1974 dan juga berhasil mendeteksi massa dari salah satu bulan Jupiter, Callisto. Pioneer 11 melanjutkan perjalanannya menuju Saturnus yang berhasil dicapai pada 1 September 1979 dan terbang sejauh 21.000 km dari Saturnus serta mengambil gambar jarak dekat yang pertama dari planet Tersebut.

Selepas Saturnus, Pioner 11 melanjutkan pengembaraannya keluar dari tata surya hingga pada bulan September 1995 ketika sumber tenaganya mulai melemah, Pioner 11 tidak dapat lagi melakukan observasi ilmiah sehingga operasi rutin misinya dihentikan. Saat itu Pioneer 11 berada pada jarak 6,5 milyar km dari Bumi dimana sinyal radio yang merambat dengan kecepatan cahaya membutuhkan waktu lebih dari 6 jam sebelum mencapai bumi, sementara pergerakan bumi tidak dapat dicakup oleh antena yang ada pada Pioneer 11. Komunikasi dengan Pioneer 11 terhenti sama sekali pada bulan November 1995. Wahana tersebut tidak dapat diarahkan kembali ke Bumi karena kurangnya sumber daya. Tidak diketahui apakah hingga saat ini Pioneer 11 masih mengirimkan sinyalnya. Sejauh ini tidak ada rencana untuk melakukan upaya pelacakan.